Moment Hari Jadi Lutim, Tiga Kartu Sakti Diluncurkan. Rusdi Layong : Bukti Pemkab Tidak Main-Main.

  • Bagikan

Perayaan Hari Ulang Tahun Kabupaten Luwu Timur yang ke-22 tak sekadar menjadi seremoni tahunan, tetapi menjadi penanda arah baru pembangunan di bawah duet kepemimpinan Irwan Bachri Syam dan Puspawati Husler.

Di hadapan ribuan masyarakat, jajaran pemerintah, serta tamu kehormatan dari provinsi dan pusat, keduanya menunjukkan visi besar: menjadikan Lutim sebagai kabupaten unggul dan berdaya saing di masa depan.

Momen puncak perayaan yang dihelat meriah itu dimanfaatkan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur untuk meluncurkan tiga program unggulan berbasis kartu layanan publik, yang disebut sebagai “Kartu Sakti Lutim Juara”. Ketiga kartu tersebut adalah:

Kartu Pintar, yang menjamin akses pendidikan bagi pelajar Lutim;

Kartu Sehat, sebagai bentuk perlindungan kesehatan warga;

dan Kartu Lansia, yang memberikan perhatian khusus kepada kelompok usia lanjut.

Peluncuran ini menjadi istimewa karena dilakukan langsung oleh Bupati dan Wakil Bupati, bersama Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaeman, dan Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman. Kolaborasi lintas pemerintahan ini memperkuat harapan bahwa program-program tersebut akan berjalan optimal.

Tak hanya itu, di hari yang sama, Bupati Irwan Bachri Syam juga menyaksikan penandatanganan MOU sejumlah proyek infrastruktur strategis, antara lain:

Pembangunan Pabrik Beras Modern,

Pembangunan Jalan Ussu – Nuha, dan

Pengembangan Bandara Luwu Timur.

Ketiga proyek ini diproyeksikan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan konektivitas wilayah di masa depan.

Anggota DPRD Luwu Timur dari Partai Gelora, Rusdi Layong, yang hadir langsung dalam acara tersebut, menyambut baik langkah-langkah progresif pemerintah.
“Peluncuran kartu sakti dan proyek besar ini adalah bukti bahwa Pemkab Lutim tak tinggal diam. Mereka benar-benar bekerja dan memikirkan masa depan masyarakat. Kami dari DPRD siap bersinergi,” ujarnya.

Kini, harapan besar tertuju pada kepemimpinan Irwan dan Puspawati. Di tangan mereka, masyarakat Luwu Timur meyakini bahwa perubahan nyata bukan sekadar janji—melainkan proses yang sedang berjalan. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *