Anggota DPRD Kabupaten Luwu Timur, Rusdi Layong mengungkapkan keprihatinannya terkait harga jual gabah yang terus merugikan petani di Luwu Timur. Petani setempat melaporkan bahwa harga gabah yang mereka terima sering kali jauh di bawah Harga Pokok Produksi (HPP) yang telah ditetapkan pemerintah, yakni Rp 6.500 per kilogram. Hal ini, menurut Rusdi, memperburuk kondisi keuangan para petani yang sudah menghadapi berbagai tantangan.
“Saya sangat memahami kesulitan yang dialami petani. Mereka sudah bekerja keras, namun harga gabah yang mereka terima sering kali tidak mencerminkan biaya produksi yang terus meningkat,” ujar Rusdi, Rabu (29/10/2025).
Rusdi Layong menegaskan bahwa ia dan Partai Gelora akan terus mendorong pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap pembeli gabah yang melanggar ketentuan harga HPP.
“Kami akan terus memperjuangkan agar harga gabah tetap sesuai dengan standar yang ada. Kami juga mendorong agar pengawasan pasar gabah diperketat,” tambahnya.
Rusdi juga mengajak semua pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, DPRD, dan asosiasi petani, untuk duduk bersama mencari solusi konkret.
“Masalah harga gabah ini bukan hanya tanggung jawab petani, tetapi juga tanggung jawab kita semua. Kami harus bersama-sama menciptakan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan petani,” ungkapnya.
Para petani berharap agar pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap masalah harga gabah, yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan dan kehidupan mereka sehari-hari. Mereka juga mendesak transparansi dalam penentuan harga agar mereka tidak terus-menerus dirugikan.
Pemerintah diharapkan hadir memberikan perlindungan, baik dari sisi pasar maupun regulasi.
“InsyaAllah, DPRD akan menjadikan masalah ini sebagai bahan penting dalam pembahasan yang lebih serius di DPRD,” pungkas Rusdi. (*)










